Foto Oleh Joko Cahyono |
Ikon kedua setelah tembakau di kabupaten
jember adalah Gumuk. Gumuk merupakan gundukan tanah yang tinggi seperti halnya bukit atau
gunung kecil. Jember juga pernah dijuluki kabupaten dengan seribu gumuk. Tapi
keberadaan gumuk tidak mendapat perhatian secara khusus dari pemerintah daerah
jember. Sebagian besar kepemilikan gumuk merupakan milik perseorangan. Sehingga
seiring dengan berkembangan jaman dan kebutuhan ekonomi semakin meningkat, para
pemilik gumuk akhirnya menjual gumuk mereka. Lebih ngirisnya lagi gumuk- gumuk
yang telah dijual akan dieksploitasi. Sehingga keberadaan gumuk di jember
semakin berkurang.
Gumuk yang termasuk dalam pertambangan galian C banyak
mengandung batu piring, pasir, dan batu
pondasi (prejeng). Hal tersebut
membuat para pemilik gumuk melakukan penambangan. Akibat dari penambangan
tersebut membuat ekosistem yang ada di sekitar gumuk menjadi rusak. Para binatang-
binatang yang berhabitat di gumuk masuk ke pemukiman penduduk dan tumbuhan-tumbuhan yang adapun mati.
Eksploitasi yang berlebihan membuat manfaat gumuk seperti
diabaikan. Padahal gumuk memiliki fungsi yang penting seperti paru- paru kota, resapan air dan pemecah angin. Wilayah jember
memiliki musim kemarau cukup yang panjang, sehingga keberadaan gumuk sangatlah
penting untuk menyimpan pasokan air di wilayah jember. Apabila gumuk terus
tereksplotasi maka tidak menutup kemungkinan masyarakat jember akan merasakan
kekeringan parah di saat musim kemarau.
Sedangkan untuk para petani, terutama petani tembakau
keberadaan gumuk juga memiliki manfaat yang begitu besar. Gumuk yang berfungsi
sebagai pemecah angin, dapat memecah arah angin sehingga arahnya tidak langsung
turun dan menghempas tanaman tembakau. Angin akan menabrak gumuk dan terhempas
ke segala arah dengan laju yang rendah.
Lama kelamaan semakin berkurangnya jumlah gumuk di jember,
akan membuat iklim wilayah tidak setabil. Perubahan iklim akan terjadi tidak
tepat dengan waktunya, wilayah yang dulu rindang dan sejuk akan berubah menjadi
wilayah yang panas dan gersang.
Foto Oleh Joko Cahyono |
Salah satu contoh gumuk yang telah dieksploitasi secara berlebihan yaitu gumuk gunung batu. Gumuk yang terletak di jalan karimata, kabupaten jember ini telah rusak akibat penambangan. Akibat dari penambangan yang berlebihan telah membuat semua sisi gumuk tersebut rusak. Gumuk yang dulu menjulang tinggi sekarang sudah hampir rata dengan tanah, kira- kira sudah 85% dari bagian gumuk yang telah di tambang. Dapat dilihat pula keadaan ekosistem di sekitar gumuk sudah terlihat gersang, tumbuhan banyak yang rusak dan mati, struktur tanahnya pun sudah rusak.
Di sebagian sisi- sisi gumuk pun juga terlihat sampah-
sampah bangunan bekas renofasi rumah yang telah dibuang. Sehingga membuat
lingkungan di sekitar gumuk semakin rusak. [Joko Cahyono]
*) rawatlah bumi ini dan seisinya maka kamu akan dikasihi oleh bumi ini
Sumber: http://idesiidiot.blogspot.com/2013/08/gumuk-menangis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar