Siaran Pers



Peduli pada Gumuk Berarti Peduli pada Siklus Hidup Masyarakat Jember

Salam Persma!
Salam Lestari!
Salam Budaya!

Gumuk sudah seharusnya mulai diperhatikan khususnya oleh masyarakat Jember. Sebuah gundukan kecil mirip gunung dengan kandungan bahan galian C ini, tergolong bentukan fenomena alam yang sangat langka dan cenderung unik. Seiring berkembangnya aktivitas dan kebutuhan masyarakat, gumuk seringkali harus merugi karenanya. Pemanfaatan lahan gumuk dalam bentuk eksploitasi lingkungan terjadi sejak sekitar tahun 1990. Semakin hari jumlah gumuk semakin menurun. Dari jumlah awal sekitar 1500, kini hanya berkisar 600.

Predikat langka untuk gumuk ini karena bentukan teksturnya berasal dari letusan gunung Raung. Aliran larva dan material vulkanik membentuk lapisan dan mengendap selama ribuan tahun. Berdasarkan hasil identifikasi tipografi, ternyata di seluruh dunia ini, keberadaan gumuk hanya terdapat di tiga tempat. Antara lain di dua negara yaitu Indonesia dan Jepang. Sementara di Indonesia ada dua, di Tasikmalaya dan Jember. Berbeda dengan Jember, ada beberapa sumber yang menyatakan keberadaan gumuk di Tasikmalaya sudah sulit ditemukan. Eksploitasi telah merenggut keberadaannya.

Selain itu gumuk menyimpan begitu banyak fungsi yang sangat erat kaitannya dengan rangkaian alur hidup ekosistem. Gumuk sebagai kawasan bertahan hidup dan berkembangnya berbagai ekosistem alami baik flora maupun fauna. Keberadaan ekosistem  tersebut berhubungan erat dengan manusia. Tentu saja karena manusia hidup di muka bumi ini selalu bertumpu pada lingkungannya. Oleh karenanya bisa dikatakan gumuk sebagai paru-paru kota.

Di sisi lain tubuh gumuk mampu memecah angin. Hembusan angin kencang senantiasa tertahan karenanya. Kondisi geografis Jember yang langsung berbatasan dengan laut selatan dan berada di antara perbukitan. Tidak menutup kemungkinan berpotensi besar terhadap tingkah laku dari cuaca ekstrem berupa  angin tornado dan tsunami. Sehingga keberadaan gumuk menjadi benteng alam yang mampu meredam potensi bencana itu.

Berdasarkan fungsi tersebut, gumuk turut berperan membentuk iklim yang khas di Jember. Iklim ini sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian masyarakat Jember. Tak heran jika Jember pernah dianggap sebagai lumbung pangan nasional oleh Nawiyanto, Sejarawan Jember.

Gumuk juga berfungsi sebagai resapan air dan filter air. Fungsi ini sangat jelas menjadi faktor utama dalam kesehatan dan kebutuhan primer manusia di sekitarnya. Tanpa adanya gumuk, pemukiman di sekitarnya akan sulit mendapatkan air, terutama air bersih.

Akan tetapi seringkali manusia terlalu menuntut lebih dari apa yang tersedia di alam. Hingga muncul hasrat untuk mengeksploitasi kandungan gumuk. Tindakan tersebut memang tidak lepas dari terkikisnya kesadaran dan kepedulian manusia terhadap lingkungannya.

Kepedulian terhadap gumuk kian lama makin pudar. Serentetan persoalan-persoalan terkait gumuk datang dari berbagai macam hal. Mulai kesadaran masyarakat, kebijakan pemerintah, sampai pada status gumuk sebagai milik privat yang akhirnya juga mengarah pada permasalahan ekonomi pemilik gumuk. Sehingga sampai sekarang penambangan gumuk terus berlangsung dan tidak ada yang mampu mencegahnya.

Gumuk-gumuk di Jember memang menjadi milik perseorangan. Namun ketika terjadi perusakan atau ekspolitasi maka seluruh masyarakat Jember akan menanggung dampaknya. Hal tersebut terjadi karena gumuk merupakan tulang punggung bagi terus mengalirnya pemenuhan kebutuhan ekonomi, sejarah, terhindar dari resiko bencana, dan air sebagai kebutuhan hidup primer masyarakat Jember. Maka dari itu upaya untuk memikirkan masa depan gumuk sama halnya dengan memikirkan masa depan masyarakat Jember.

Sebenarnya sudah ada perhatian dari komunitas-komunitas pemerhati lingkungan terhadap gumuk dari tahun 1997. Ide-ide dan proses antusiasme untuk menjaga kemudian mentok sampai pada status kepemilikan personal gumuk. Ketika menjadi milik personal otomatis si pemilik gumuk bebas untuk mengolah, memanfaatkan, bahkan menjualnya. Hingga akhirnya muncul sebuah gagasan untuk membeli gumuk dari para pecinta alam Jember. Sebuah gagasan yang timbul sebagai simbolisasi dari sudah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan gumuk, selain harus membelinya. Kemudian mencapai tujuan untuk merubah status kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan bersama.

Kini gerak kepedulian itu diperbarui dengan mempertemukan solidaritas dari berbagai komunitas dan elemen masyarakat yang peduli terhadap gumuk. Upaya ini diharapkan mampu mendorong solidaritas lebih besar bersama seluruh elemen masyarakat Jember untuk lebih sadar dan peduli terhadap gumuk.

Inisiatif jalinan solidaritas ini dinamakan Save Gumuk atau yang akan mengatasnamakan #SaveGumuk sebagai ikon kegiatan. Bisa dikatakan sebagai suatu jalinan kepedulian kolektif dari berbagai macam komunitas di Jember. Melalui kegiatan ini kami akan bersama-sama membangunkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan merawat gumuk-gumuk di Jember.


Ada beberapa rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada 28 September, bertempat di Gunung Batu, Jember, Jatim. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain:

1.       Accoustic Performance. Band yang akan tampil yaitu The Penkors, From This Accident, Black Dog, Tamasya, Pispot, Gudang Production. Dalam fase kegiatan yang satu ini bermaksud akan menarik minat dan semangat para pemuda Jember. Tentu saja setiap band yang tampil akan memberikan statment mereka tentang gumuk. Oleh karena itu tidak sekedar berbentuk hiburan tapi ada balutan sifat edukatif.

2.       Pembacaan Puisi dan Pertunjukkan Tari oleh Sastrawan Muda Jember. Kondisi alur hidup kesusastraan Jember meredup, baik dalam bentuk kegiatan atau karya sastra itu sendiri. Padahal pembacaan puisi dan pertunjukkan tari kedok putih, bisa menjadi suatu momentum perenungan. Oleh karena itu dalam acara ini akan ada pembacaan  pembacaan puisi dan pertunjukkan tari, berniat mengajak para pengunjung merenungkan seputar buruknya kondisi lingkungan.

3.       Cangkruk’an. Berisi agenda bincang santai dengan para narasumber yang telah lama memantau perkembangan dan wacana seputar gumuk-gumuk di Jember. Bincang santai ini sebagai pemantik bagi kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan minimal dua minggu setelah acara ini.

4.       Pengumpulan Koin untuk Gumuk. Inisasi pengumpulan donasi untuk membeli gumuk ini sudah ada sejak lama oleh beberapa orang pecinta alam di Jember. Mereka berkeinginan untuk merubah status gumuk sebagai kepemilikan pribadi menjadi milik bersama. Oleh karena itu kami berniat mendukung rencana membeli gumuk dengan cara mengumpulkan donasi.
Sebelum kegiatan ini berlangsung, panitia sudah menyebar 30 kotak donasi di beberapa titik. Teknis dan penjagaan kotak donasi dibantu jejaring organisasi maupun komunitas di Jember. Kemudian ketika acara berlangsung, 30 kotak tersebut dikumpulkan untuk kemudian dijumlah hasil donasinya. Setelah diketahui hasilnya maka akan ada penyerahan secara simbolis dari panitia #SaveGumuk, kepada para pemerhati gumuk dan pecinta alam tersebut.
Namun tidak menutup kemungkinan penghimpunan donasi untuk membeli gumuk ini akan dilanjutkan meskipun acara #SaveGumuk selesai. Ruang untuk donasi masih terbuka lebar dan berlangsung sampai pada waktu yang belum diketahui. Hanya saja pasca kegiatan #SaveGumuk, pengumpulan donasi tidak dilakukan oleh panitia lagi akan tetapi oleh para pemerhati gumuk dan pecinta alam di Jember.

5.       Penjualan Kaos #SaveGumuk. Biaya produksi kaos ini menghabiskan dana 42ribu/kaos. Sedangkan kami menjualnya seharga 70ribu/kaos. Selisih 28ribu hasil penjualan akan disumbangkan 100% untuk pengumpulan donasi koin gumuk. Secara tidak langsung kami memberikan varian donasi atau dalam kata lain bagi yang ingin berdonasi silahkan membeli kaos ini. Meskipun ada bentuk donasi yang lain yaitu kotak donasi koin untuk gumuk.

6.       Pengumpulan Botol Kosong. Bekerjasama dengan Cangkruk Lewat Botol Kosong (CLBK) kami mengagendakan pula pengumpulan botol kosong. Botol-botol kosong yang terkumpul nanti akan diuangkan. Kemudian hasil penjualan botol bekas akan didonasikan pula untuk membeli gumuk. Oleh karena itu para pengunjung diharapkan datang ke lokasi dengan membawa botol kososng.

7.       Aksi Tanda Tangan Solidaritas #SaveGumuk. Di lokasi kegiatan, Gumuk Gunung Batu Jember, para pengunjung yang datang setelah mengisi absensi akan diberikan lembar pendataan jejaring solidaritas. Dalam lembar itu para pengunjung bisa memberikan statment tertulis seputar kondisi gumuk-gumuk di Jember. Selain itu bisa mencantumkan identitas komunitas, band, organisasinya sekaligus tanda tangan. Hal tersebut merupakan pembuktian atau pernyataan jika komunitas, band, atau organisasi pengunjung tersebut turut mendukung untuk #SaveGumuk.

8.       Live Art Performing. Jejaring para artis street art lokal Jember akan bergabung dan menggambar bersama di lokasi kegiatan #SaveGumuk.

Untuk sementara ini seperti itulah rangkaian acara #SaveGumuk. Mengenai perkembangan proses kegiatan ini publik bisa memantau lewat akun twitter @persma_jember dengan hastag #SaveGumuk. Demikian penjelasan kami mengenai garis besar acara. Kami haturkan terima kasih dan rasa salut bagi masyarakat Indonesia yang peduli pada gumuk-gumuk di Jember.

Jabat erat,
Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Jember.



Kegiatan #SaveGumuk ini diselenggarakan oleh:
Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Jember, Cangkruk Lewat Botol Kosong (CLBK), Keluarga Tamasya, Young Gun Veins (YGV), Sekolah Bermain, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pertanian Plantarum, LPM Sastra Ideas, LPM Manifest, LPM Mipa Alpha, LPM UMJ Aktualita, Unit Pers Mahasiswa (UPM) STAIN Millenium, LPM Fisip Prima, LPM Ekonomi Ecpose, Unit Kegiatan Pers Kampus Mahasiswa (UKPKM) Tegalboto, LPM Poltek Explant.

Dalam pelaksanaannya kegiatan ini dibantu oleh jejaring solidaritas yaitu (terus berkembang):
UKM Seni Kurusetra, UKM Kesenian Unej, Babebo[zine], Akademi Berbagi (Akber) Jember, Rumah Baca Tikungan Jember, UKM Dewan Kesenian Kampus (DKK), Vandal Jepit, Komunitas Pecinta Seni (Kompeni) Jember, @mahasiswajember, Kedai Gubug, Macapat Cafe, Warung Kopi Cak Wang, Cafe Naong, Do Cafe, @InfoJember, Boker Fams, FINGER: Kolektif Indie Grup Jember, Mapensa, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar